Sabtu, 09 Juni 2012

Ditemukan Megalith Batu Betiang di Kecamatan Pendopo dan Muara Pinang


 
Harian Lahat- Penemuan megalith jenis dolmen oleh warga di Kecamatan Pendopo dan kecamatan Muara Pinang Kabupaten Empat Lawang sudah sejak lama tetapi tidak pernah ada penelitian. Dolmen yang ada di Kecamatan Pendopo berada di Dusun Gunung Meraksa lokasinya di belakang MTs Al Khoir di tempat perkebunan warga.
Menurut Erli (30) warga Gunug Meraksa Lama, guru Sejarah di SMA N 2 Pendopo  disamampaikan Zulkifli, S.Pd  kepada HarianLahat.com bahwa dirinya mengetahui adanya dolmen tersebut sejak lama, tapi karena ada HarianLahat.com maka dirinya baru bisa membuka cerita.
“Dolmen itu terdapat di Desa Gunung Meraksa Baru Kecamatan Pendopo. Tempatnyo idak jauh di belakng MTs Al Khoir, tapi kalu yg di seberang sungai Lintang Kecamatan Muara Pinang agak jauh, kira-kira kalu bejalan sekitar 3 jam dari Ibu Kota Kecamatan,” kata Erli.
Dolmen atau meja batu merupakan tempat meletakkan sesaji yang dipersembahkan kepada roh nenek moyang. Di bawah dolmen itu biasanya sering ditemukan kubur batu. Di Sumatera bagian selatan dolmen memang sering ditemukan.
Kalu di belakang MTs tu cuma satu itu lah, tapi ado jugo info laen situs-situs itu jugo ditemui di seberang sungai Lintang bagian Muara Pinang di sini disebut Batu Betiang adonyo di Bukit Batu, tapi kami belum bisa pergi ke sano” lanjut Erli.
Zulkifli S.Pd guru di SMAN 2 Pendopo, mengharapkan kepada Balai Arkeologi Palembang supaya meneliti penemuan dolmen tersebut dan kepada pemerintah Kabupaten Empat Lawang untuk segera menginfentarisir situs megalitikum yang ada di kabupaten Empat Lawang sebagai aset budaya dan pariwisata.
“Masih banyak masyarakat kito yang belum tau adonyo peninggalan prasejarah ini, jangan sampai benda cagar budaya ini menjadi tidak berguna. Kalau biso dimanfaatkan atau menjadi ciri dari daerah kito,” kata Zulkifli.
Dia meyakikan kalau sudah ada penelitian dan masyarakat mengetahuinya pasti ada penemuan lain yang tidak pernah di ceritakan oleh masyarakat dusun sini.
“karena banyak masyarakat yang belum ngerti, jadi wajar kalau mereka tidak memberitahukan kepada pemerintah, mungkin kalau masyarakat sudah punya contoh maka mereka bisa perduli akan peninggalan sejarah masa lampau ini,” ujarnya.  
[jajangrkawentar] 

Rahasia Ramuan Sampho Putri Dayang Rindu

Belangir (Sampho) Putri Dayang Rindu dan Belangir Bengkulu Selatan

Harian Lahat- Putri Cantik dari Ulu Sungai Niru Kabupaten Muaraenim menjadi rebutan setiap pemuda, konon hendak dipinang oleh sultan Palembang. Dayang Rindu merupakan cerita yang bermula dari kejadian pada tahun 1500-1600. Dayang Rindu diketahui oleh Sultan dari Palembang karena bokor yang berisikan sisir, perhiasan, serta belangirnya hanyut di sungai Niru sampai ke Sungai Musi. 

Konon Belangir atau sampho yang diramu Putri dayang rindu itu membuat rambutnya semakin indah, sehat, dan semakin cantik. Apa rahasia ramuan sampho Putri Dayang Rindu sehingga ia menjadi rebutan setiap pemuda. Bahan sampho tradisional Putri Dayang Rindu itu terdiri dari daun pandan, cempaka, kenanga dan jeruk purut.

Bagi putra putri masa kini yang mau mencoba kesaktian dari ramuan tradisional dari Labupaten Muaraenim sejak tahun 1500 karya Putri Dayang Rindu akan memiliki kecatikan yang tiada tara. Siapa lagi yang mau merawat tradisi masa lampau yang ramah lingkungan, mungkin juga menjadi gagasan yang bisa dikembangkan dengan cara modern. Supaya laku untuk dipasarkan, dengan merk sampho Putri Dayang Rindu.  

Lain lagi belangir di Bengkulu Selatan dengan ibu kotanya Manna sering disebut (langir) berbeda dengan belangir yang diramu untuk Putri Dayang Rindu di Muaraenim, tetapi pungsinya sama untuk perawatan rambut. terdiri dari Kelapa muda diparut dibiarkan semalam setelah itu diberi jeruk nipis. Perawatan rambut seperti ini dilakukan oleh nenek sampai pada tahun 90an dan pada saat itu para muda mudi di bengkulu selatan segan untuk memakainya lagi.

[jajangrkawentar]

Jumat, 08 Juni 2012

Harian Lahat Terdepan di Kelasnya

Saudara-saudara seperjuangan dan seluruh rakyat Indonesia yang berbahagia dimanapun  kalian berada harianlahat.blogspot.com, kini pindah rumah di alamat www.harianlahat.com dan sudah bisa diakses. Media online pertama di Kabupaten Lahat yang berpihak kepada rakyat dan untuk kemajuan serta kemaslahatan masyarakat Lahat khususnya dan masyarakat dunia umumnya.

Kami keluarga besar keluarga besar www.harianlahat.com berharap ada saran dan masukan demi kebaikan bagi seluruh umat di bumi. Kami menyediakan berbagai ruang berita seremonial, sosial, seni budaya, politik dan hukum dan iklan. 

Dalam iklan kami bisa bekerjasama atau bisa berlangganan, silahkan kini masih dalam rentang promosi. pemasang iklan pertama hingga 10 pemasang mendapat diskon 50%. Ini tidak biasa dilakukan oleh media manapun.  

Kami yakin media ini akan terdepan dari media manapun yang ada di Lahat, sebab kami bisa diakses dan bisa mengupdate setiap detik kejadian yang terdapat di Kabupaten Lahat ini.

Salam,

Kamis, 07 Juni 2012

SCFC Siapkan Generasi PSSI

SCFC generasinya PSSI saat makan siang, masing-masing membawa makanan dari rumah sendiri, lalu dikumpulkan dan makan bersama-sama diatur tertib oleh managemennya.
Harian Lahat - Suka Cinta Fans Club (SCFC) kesebelasan junior dari Desa Suka Cinta Kecamatan Merapi Barat Kabupaten Lahat, berjumlah 30 orang dengan dua orang pelatih. Siap menjadi generasi dari PSSI yang kini setiap sore dan hari Minggu melakukan latihan bersama bertempat di lapangan tepi Sungai Lematang dengan dilatarbelakangi Bukit Serelo.

Agus (11) pemain SCFC masih sekolah di SD kelas V, "Aku setiap balek sekolah main bola, kami dilatih setiap Minggu pagi sampe siang, kawanku ade 30 jeme," katanya.

Persiapan untuk menjadi pemain sepak bola profesional seperti pemain PSSI tentu memerlukan waktu banyak terutama disiplin dalam berlatih dan terus melakukan sparing dengan Club sepak bola desa tetangga.

Menurut pengamat sepak bola Lahat, Yudistio Ismanto, saat dimintai pendapatnya Jumat, (8/6) mengatakan, "Yang pertama harus kita latih itu dari mentalnya dulu baru pisiknya, kalau mentalnya pembohong, korup, dan budipacalan, sepak bola kite dek pacak maju. Badannye  kuat, care mainnye bagus, kalu mentalnye buruk, tetep dekpacak maju. Mangkenye harus diajari mentalnye kudai, insyaallah maju. Pacak mikut tanding piala dunia," katanya.

Yudi berharap lebih baik kepada setiap Club sepak Bola yang ada di Kabupaten Lahat ini, supaya tidak hanya sekedar untuk main yang biasa di setiap sore hari atau kalau ada pertandingan saja.
"Setiap Club itu mestinya punya mimpi untuk bisa bermain dipertandingan piala dunia, sehingga punya penghasilan dari olahraga tersebut. Kalau kita punya mimpi bisa ke piala dunia berarti belajar harus keras, dan penuh tangggung jawab. Minimal kalau tidak kesampaian bertanding ke piala dunia, sampai ke piala asia atau minimal bisa menggantikan para pemain PSSI," ujar Yudi saat ditemui di kantornya. [jajangrkawentar],   

Rabu, 06 Juni 2012

MGMP PAI SMP Kabupaten Lahat Online

Pengurus PGRI Kabupaten Lahat, Pengurus Kecamatan Merapi Selatan dan Bupati Lahat H. Saifudin Aswari Rivai, SE
Harian Lahat - Untuk menjangkau guru pelajaran agama dibeberapa daerah di Kabupaten Lahat Organisasi Musyawarah Guru Mata Pelajaran Pelajaran Agama Islam (MGMP PAI) di tigkat SMP, kini sudah dapat memanfaatkan teknologi informasi dengan membuka www.mgmppailahat.blogspot.com sehingga bisa memudahkan setiap guru untuk berkomunikasi dan bersilaturahmi atau dapat menjadi jembatan mendapatkan informasi tentang mata pelajaran agama Islam.

Ketua MGMP PAI SMP Kabupaten Lahat Solikhin Gusoli, S.PdI yang juga menjabat wakil kepala sekolah bagian kurikulum SMPN 1 Merapi Selatan telah merancang website khusus untuk wahana meningkatkan profesionalisme guru mata pelajaran agama Islam tingkat SMP Se-Kabupaten Lahat. Menurut Solikhin saat ditemui di ruang kerjanya Kamis, (7/6) mengatakan, bahwa untuk memenuhi kebutuhan anggota MGMP PAI Kabupaten Lahat mengenai informasi dan  kebutuhan bahan ajar PAI SMP maka setiap anggota tinggal membuka website www.mgmppailahat.blogspot.com maka semua guru PAI tidak akan ketinggalan informasi dan bisa selalu berhubungan walau di ujung dunia.
"Setiap anggota MGMP PAI SMP Kabupaten Lahat tidak akan ketinggalan informasi dan berbagai bahan ajar terkini, asalkan seluruh anggota memahami teknologi informasi ini. Kalau tidak memahami teknologi merekalah mungkin yang akan ketinggalan. Untuk itu guru PAI jangan gaptek (gagap teknologi, Red), mulai sekarang harus belajar. Biar kita di dusun tapi kita juga harus gaul," kata Solikhin.

Terpisah, Drs. H. Ramlan Fauzi, M.PdI kepala Kementrian Agama Kabupaten Lahat, menyambut baik adanya terobosan dalam menjalin silaturahmi sekaligus membuka wawasan bagi seluruh anggota MGMP PAI SMP Kabupaten Lahat.
"Semoga saja seluruh anggota MGMP PAI SMP Kabupaten Lahat dapat memanfaatkan media teknologi informasi ini untuk kemajuan dan membagi informasi serta sebagai wadah silaturahmi dalam meningkatkan profesionalisme GMP PAI SMP itu sendiri," katanya di sela-sela kesibukannya.

Sementara Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Lahat Drs. Cholil Mansyur, MM saat dikonfirmasi melalui handphone berpendapat, "Kalau semua guru mata pelajaran memiliki organisasi dan dapat menggunakan media teknologi informasi dalam kerjasama membangun pendidikan yang berkualitas maka hal ini bisa mempermudah kinerja guru, bila terdapat kesulitan dengan bahan ajar serta pengetahuan dan informasi yang diperlukan. Karena media teknologi ini bisa diakses dimana-mana, dan sudah tidak asing lagi," katanya. [jajangrkawentar]

Pameran Seni Lukis Lahat di Palembang Menunggu

Sebagian siswa SMA N 4 Lahat kelsa X4-X5 dengan karyanya
Harian Lahat - Seluruh siswa SMA N 4 Lahat kelas X4, X5 dan X6 menyambut antusias rencana pameran lukis karya mereka di Galery TavernPalembang. Mereka berharap karyanya bisa ikut dalam pameran tersebut meskipun dalam keterbatasan media dan kemampuannya. 
Diperkirakan ada 70 karya lukis di atas kanvas dengan ukuran 1m x 1.5m sebanyak 15 buah dan 55 karya lukis ukuran 40cm x 50cm yang sudah disiapkan. Karya lukis tugas sekolah pada semester genap ini sebagai pengalaman pertama mereka dalam melukis dan bisa berpartisipasi dalam pameran merupakan bentuk apresiasi yang tinggi atas kerjanya selama ini. Ada karya lukis yang dibuat kelompok dan ada karya yang dibuat personal. Karya kelompok dibuat dengan ukuran 1m x 1.5m, perkelompoknya berjumlah 4-5 orang dengan tema alam dan karya personal merupakan media ekspresi emosional setiap individu siswa.
Rencana Pameran ini di tanggapi baik oleh pengelola Galery Tavern Marta Astra yang juga wartawan majalah Visual Art, majalah khusus tentang Seni Rupa. Menurut Marta, “Seandainya pameran terwujud merupakan terobosan baru yang baik untuk perkembangan seni lukis, generasi perupa dan gejolak seni rupa. Kabupaten Lahat yang diwakili oleh siswa SMA N 4 Lahat bisa menjadi pionir di Sumatera Selatan dalam gerakan seni rupa yang kini mulai ada geliatnya,” ujarnya.
Sebagai penggiat seni rupa dan pelaku seni Palembang, Marta menyambut baik rencana pameran seni lukis SMA N 4 Lahat tersebut, semoga peristiwanya menjadi tolok ukur dan pemacu semangat perupa-perupa muda di daerah lainnya di Sumatera.

"Permasalahannya siapa yang mau membiayainya, sebetulnya Pemerintah Daerah Kabupaten Lahat bisa mendanai menyelenggarakan pameran ini bekerjasama antara Dinas Pariwisata dan Budaya dengan Dinas Pendidikan, atau Bupatinya yang membiayai. Bisa juga perusahaan batu-bara, kan di Lahat banyak PT, dibiayai dari dana CSRnya. Rasanya tidak mungkin meminta kepada calon Bupati atau Gubernur, nanti jadi kendaraan politik," ujar Marta.

Terpisah Pelukis Palembang yang kini tinggal di Lampung, Bambang Suroboyo (50) mengatakan, "Lahat sangat potensial untuk tumbuhnya berbagai seni budaya, karena didukung oleh kekayaan alam dan kekayaan sejarah seni budayanya. Jadi sangat disayangkan apabila kegiatan kesenian yang kini sudah mulai tumbuh, tidak didukung oleh berbagai pihak terutama pemerintah daerahnya,"  katanya melalui jejaring sosial.
 [jajangrkawentar]

Dua Megalith Hilang di Pasar Kaget


Megalith di tengah Pasar Kaget Talang Jawa Kecamatan Lahat
Harian Lahat, Menhir di Talang Jawa Kecamatan Lahat yang terdapat simpang pasar Senggol atau pasar Kaget Lahat kini tidak tahu rimbanya di mana. Batu jenis monolit itu menurut Irfan (42) belum terdaftar di Balai Arkeologi. Batu itu bentukya seperti megalith menhir.

“Megalith yang kini berada di tengah pasar itu, dulunya megalith itu berada di tegah kebun ubi. Karena perkembangan jaman dan kebutuhan lokasi maka batu megalith itupun ikut disingkirkan,” kata Irfan.

Batu yang berada di tengah-tengah persimpangan Talang Ubi yang kini berada di tengah-tengah Pasar Senggol atau Pasar Kaget itu ada tiga. Batu yang besar dua buah dan satu yang kecil. Di batu itu terdapat tulisan dan gambarnya, ada bentuk bentuk yang dibuat manusia, ada pahatan yang sudah terpola.

Irfan memperkirakan batu megalith itu merupakan rangkaian dari ribuan megalith yang terdapat di Kabupaten Lahat. Setelah ada relokasi dari Pasar Belanda di jalan Inspektur Yazid ke Gang Senggol sekitar tahun 2004 batu itu menjadi terganggu.

Di tengah simpang ini lokasi tiga megalith yang kini jadi kios pasar
“Dari tiga batu itu, batu yang besar terdapat ukiran mirip arca kodok, jadi batu itu ada bentuk anatomisnya,” katanya.

Sementara pendapat Joni Hariyansyah (27) bahwa setelah relokasi Pasar Belanda ke Gang Senggol, batu itu menjadi tempat meletakkan meja-meja dagangan atau tiang-tiang kios. Batu itu kira-kira tingginya 120cm lebarnya 120cm ada semacam ukiran di batu itu.

Berdasarkan pantauan Harian Lahat, Rabu, (6/6) di lapangan, masih terdapat satu batu lebar seperti tempat duduk atau meja. Di batu itu terdapat ukiran-ukiran dari tangan-tangan jahil yang menuliskan nama, dan menggambarkan bentuk-bentuk tertentu. Masih belum tahu apakah betul batu peninggalan jaman megalitikum atau bukan. Tetapi apabila melihat bentuknya ada kemiripan dengan batu megalith yang ada di Lahat ini.

Keberadaan batu itu dibelakangi oleh pedagang sayuran dan buah. Bahkan menjadi tempat duduk penjual buah-buahan. Ketika dikonfirmasi kepada penjual buah yang tidak mau disebut namanya dirinya tidak tahu mengenai batu yang menjadi tempat duduknya setiap berjualan.

“Sandi aku jualan batu ini la ade, dak terti batu ape tini. Cuman sikok nilah sandi dulu,”katanya sambil melayani pembeli. [jajangrkawentar]

Selasa, 05 Juni 2012

Gerhana Venus 2012

Belum ada tanda-tanda gerhana Venus yang diperkirakan tanggal 6 juni 2012 oleh astonomi Amerika. Photo diambil dari puncak Bukit Pagarsari Selasa,(5/6) 2012. [jajangrkawentar]

Stok Guru di Lahat Overload


Lahat, HL- Anggapan kekurangan guru di daerah dibantah oleh waka kurikulum SMPN 1 Merapi Selatan, Solikhin, S.PdI yang juga sebagai ketua MGMP PAI SMP/MTs Kabupaten Lahat bahwa sebetulnya guru di daerah itu tidak kurang bahkan berlebih tetapi memang kekurangan guru Pegawai Negeri Sipil (PNS).

“Kita sering kali menolak guru honor karena sudah mencukupi kebutuhan jamnya, begitupun guru PNS yang mengajar mata pelajaran sama. Hal ini dilakukan karena kita harus memikirkan kebutuhan 24 jam untuk guru yang sertifikasi. Jadi kalau kita menerimanya pasti kita akan menyingkirkan kebutuhan jam mengajar guru yang sertifikasi dan kita juga memberikan kesempatan kepada guru honor untuk mencukupi jam sebagai syarat sertifikasi. Kesempatan sertifikasi kita berikan kepada semua guru, baik honor dan PNS,” ujar Solikhin di ruang kerjanya Selasa (5/6).
         
Menurut kepala SMA N 1 Merapi Selatan Isman S.Pd didampingi waka kurikulum Dra. Suspatemawati untuk guru di SMA ini sudah cukup. Guru PAI, Bahasa Indonesia dan PKN ada banyak di SMAN 1 Merapi Selatan ini. Guru yang langka Sosiologi, Kimia, BP, dan Kesenian. Sementara untuk guru honor yang banyak melamar ke SMA N 1 Merapi Selatan yaitu Bahasa Indonesia, PKN, dan Ekonomi.

“Di SMA N 1 Merapi Selatan hanya memiliki 7 orang PNS termasuk kepala sekolah, guru Sejarah 2 orang, Seni Budaya 1 orang, Bahasa Indonesisa 1 orang, Ekonomi 2 orang, dan guru Pendidikan Agama Islam 1 orang. Sementara kebutuhan guru PNS minimal sebanyak 17 orang” kata Isman. [Jajangrkawentar]

Senin, 04 Juni 2012

Bujang Bedengkang, Menggugat Kebatilan untuk Lampung

Yudistio Ismanto (kiri) dan Arman AZ (kanan)
Komunitas Sastra Lembah Serelo [KSLS] Lahat menyerahkan dua buku kepada Arman AZ cerpenis yang juga pengurus Dewan Kesenian Lampung (DKL) komite sastra Senin, (4/6). Penyerahan dua buku karya seorang Aktivis pemuda Lahat Ahmad Syahri Kurnianto, S.HI berjudul Menggugat Kebatilan dan buku Bujang Bedengkang yang merupakan buku kumpulan Puisi bahasa Lematang karya Yudistio Ismanto, Jajang R Kawentar dan Pinasti S Zuhri. Bujang Bedengkang diambil dari judul salah satu puisi karya Yudistio Ismanto.
Buku Menggugat Kebatilan dan Bujang Bedengkang disampaikan langsung Yudistio Ismanto penyair Lahat dedengkot KSLS kepada Arman AZ di markas KSLS di Bukit Pagarsari Lahat.
Menurut Yudistio kedua buku itu merupakan hasil produksi dari KSLS selama ini, "Kita ingin menyampaikan hasil karya jeme Lahat kepada masyarakat

Sumsel Kalah Dua Kali oleh Pabrik Pupuk


Sumsel Kalah Dua Kali oleh Pabrik Pupuk

Irfan Sutarto Pengamat Budaya Lahat
Terkait pengalihan nama PT Pupuk Sriwidjaja menjadi PT Pupuk Indonesia (Persero) mulai 30 Mei 2012, Irfan Sutarto (42) Pengamat Budaya Lahat ikut bekomentar, bahwasannya Sumatera Selatan sudah kalah dua kali. Menurut Irfan lokasi pabrik Pupuk Sriwidjaja itu dibangun berada di kawasan artepak peninggalan Kerajaan Sriwijaya dan kini nama pabrik pupuk yang berlokasi di ibu kota Sumatera Selatan itu menghilangkan nama Sriwidjaja.

“Sumatera Selatan kalah dua kali, pertama, mengalah dengan mengorbankan kawasan artefak Sriwidjaja sebagai lokasi pabrik pupuk itu dan kedua kini nama Sriwidjaja dikorbankan juga menjadi Indonesia, semua atas nama Indonesia dan demi bangsa serta negara Indonesia” kata Irfan.
Dilansir dari portal PT Pupuk Sriwidjaja perubahan nama dari PT Pupuk Sriwidjaja (Holding) menjadi PT Pupuk Indonesia (Persero) dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja perusahaan badan usaha milik negara (BUMN) tersebut, termasuk memperkuat posisi tawar dalam negosiasi pengadaan gas alam sebagai bahan baku pupuk urea.
Menteri BUMN Dahlan Iskan yang meresmikan perubahan nama dan logo tersebut memuji keputusan manajemen PT Pupuk Indonesia yang dengan cepat melakukan berbagai perubahan selama 5 bulan terakhir untuk memacu kinerja.
“Dalam dunia korporasi, kecepatan merupakan hal penting, karena banyak kesempatan yang hilang jika kita tidak cepat meraihnya,” ujar Dahlan Iskan saat meresmikan logo dan nama baru tersebut di Jakarta.
Direktur Utama PT Pupuk Sriwidjaja yang dirubah menjadi PT Pupuk Indonesia Arifin Tasrif mengatakan perubahan nama dan logo tersebut, maka nantinya hanya ada satu nama merek pupuk bersubsidi.
 “Penggunaan satu merek ini, juga dimaksudkan untuk menghilangkan fanatisme merek. Kami sudah sosialisasikan ke tingkat petani dan semua berjalan dengan baik,” katanya.
[jajangrkawentar]

Minggu, 03 Juni 2012

Megalith Hilang di Tengah Pasar Kaget


Suasana diskusi Arman AZ (kiri), Irfan Witarto (tengah), Joni (kanan)
Lahat, HL-Dalam diskusi Seni Budaya Lahat antara Arman AZ penulis dari Lampung dengan Irfan Witarto pengamat seni budaya Lahat, Joni Hariansyah pecinta seni budaya Lahat dan Soufie Retorika, jurnalis, Minggu, (3/6) bertempat di Komuitas Sastra Lembah Serelo [KSLS] Lahat di Bukit Pagarsari, terungkap bahwa menhir yang berada di Talang Jawa simpang pasar Senggol atau pasar Kaget Lahat kini telah hilang tidak tahu rimbanya di mana.
Menurut Irfan batu itu sejenis monolith, dan belum terdaftar di Balai Arkeologi, tetapi bentukya seperti megalith.

“Megalith yang kini berada di tengah pasar itu, dulunya berada di tegah kebun ubi. Karena perkembangan jaman dan kebutuhan lokasi maka batu megalith itupun ikut disingkirkan,” kata Irfan.

Irfan Pemerhati seni Budaya Lahat
Pada jaman kepemimpinan Bupati Kafrawi Rahim antara 1992-1997 batu yang berada di tengah-tengah persimpangan Talang Ubi yang kini berada di tengah-tengah Pasar Senggol atau Pasar Kaget itu dibuatkan pagar tapi sekarang dicopot. Selain itu dibuatkan papan peringatan yang bertuliskan Jangan Membuang Sampah dan Merusak benda ini, cuman tidak ada tulisan yang menunjukkan bahwa batu itu merupakan cagar budaya.

“Ada tiga batu megalith yang terdapat di simpang pasar kaget itu, dua yang besar dan ada satu yang kecil. Di batu itu terdapat tulisan dan ada gambarnya, ada bentuk-bentuk yang dibuat manusia, ada pahatan yang sudah terpola,” ujar Irfan.

Irfan memperkirakan batu megalith itu merupakan rangkaian dari ribuan megalith yang terdapat di Kabupaten Lahat. Setelah ada relokasi dari Pasar Belanda di jalan Inspektur Yazid ke Gang Senggol sekitar tahun 2004 batu itu menjadi terganggu.

“Dari tiga batu itu, batu yang besar terdapat ukiran mirip arca kodok, jadi batu itu ada bentuk anatomisnya,” katanya.

Sementara pendapat Joni Hariyansyah bahwa setelah relokasi Pasar Belanda ke Gang Senggol, batu itu menjadi tempat meletakkan meja-meja dagangan atau tiang-tiang kios.

“Kira-kira tahun 2006-2007 batu itu sudah tidak ada lagi,” kata Joni.

Menurut Joni batu itu terdiri dari 3 buah, yang paling besar tingginya kira-kira 120cm lebarnya 120cm ada semacam ukiran di batu itu.

“Sayang kini batu itu entah kemana,” pungkas Joni. [jajangrkawentar]