Sabtu, 09 Juni 2012

Ditemukan Megalith Batu Betiang di Kecamatan Pendopo dan Muara Pinang


 
Harian Lahat- Penemuan megalith jenis dolmen oleh warga di Kecamatan Pendopo dan kecamatan Muara Pinang Kabupaten Empat Lawang sudah sejak lama tetapi tidak pernah ada penelitian. Dolmen yang ada di Kecamatan Pendopo berada di Dusun Gunung Meraksa lokasinya di belakang MTs Al Khoir di tempat perkebunan warga.
Menurut Erli (30) warga Gunug Meraksa Lama, guru Sejarah di SMA N 2 Pendopo  disamampaikan Zulkifli, S.Pd  kepada HarianLahat.com bahwa dirinya mengetahui adanya dolmen tersebut sejak lama, tapi karena ada HarianLahat.com maka dirinya baru bisa membuka cerita.
“Dolmen itu terdapat di Desa Gunung Meraksa Baru Kecamatan Pendopo. Tempatnyo idak jauh di belakng MTs Al Khoir, tapi kalu yg di seberang sungai Lintang Kecamatan Muara Pinang agak jauh, kira-kira kalu bejalan sekitar 3 jam dari Ibu Kota Kecamatan,” kata Erli.
Dolmen atau meja batu merupakan tempat meletakkan sesaji yang dipersembahkan kepada roh nenek moyang. Di bawah dolmen itu biasanya sering ditemukan kubur batu. Di Sumatera bagian selatan dolmen memang sering ditemukan.
Kalu di belakang MTs tu cuma satu itu lah, tapi ado jugo info laen situs-situs itu jugo ditemui di seberang sungai Lintang bagian Muara Pinang di sini disebut Batu Betiang adonyo di Bukit Batu, tapi kami belum bisa pergi ke sano” lanjut Erli.
Zulkifli S.Pd guru di SMAN 2 Pendopo, mengharapkan kepada Balai Arkeologi Palembang supaya meneliti penemuan dolmen tersebut dan kepada pemerintah Kabupaten Empat Lawang untuk segera menginfentarisir situs megalitikum yang ada di kabupaten Empat Lawang sebagai aset budaya dan pariwisata.
“Masih banyak masyarakat kito yang belum tau adonyo peninggalan prasejarah ini, jangan sampai benda cagar budaya ini menjadi tidak berguna. Kalau biso dimanfaatkan atau menjadi ciri dari daerah kito,” kata Zulkifli.
Dia meyakikan kalau sudah ada penelitian dan masyarakat mengetahuinya pasti ada penemuan lain yang tidak pernah di ceritakan oleh masyarakat dusun sini.
“karena banyak masyarakat yang belum ngerti, jadi wajar kalau mereka tidak memberitahukan kepada pemerintah, mungkin kalau masyarakat sudah punya contoh maka mereka bisa perduli akan peninggalan sejarah masa lampau ini,” ujarnya.  
[jajangrkawentar] 

1 komentar: