Megalith di tengah Pasar Kaget Talang Jawa Kecamatan Lahat |
Harian Lahat, Menhir di Talang Jawa Kecamatan Lahat yang terdapat simpang pasar Senggol atau pasar Kaget Lahat kini tidak tahu rimbanya di mana. Batu jenis monolit itu menurut Irfan (42) belum terdaftar di Balai Arkeologi. Batu itu bentukya seperti megalith menhir.
“Megalith
yang kini berada di tengah pasar itu, dulunya megalith itu berada di tegah kebun
ubi. Karena perkembangan jaman dan kebutuhan lokasi maka batu megalith itupun
ikut disingkirkan,” kata Irfan.
Batu yang berada di tengah-tengah
persimpangan Talang Ubi yang kini berada di tengah-tengah Pasar Senggol atau
Pasar Kaget itu ada tiga. Batu yang besar dua buah dan satu yang kecil. Di batu itu
terdapat tulisan dan gambarnya, ada bentuk bentuk yang dibuat manusia, ada
pahatan yang sudah terpola.
Irfan memperkirakan
batu megalith itu merupakan rangkaian dari ribuan megalith yang terdapat di
Kabupaten Lahat. Setelah ada relokasi dari Pasar Belanda di jalan Inspektur
Yazid ke Gang Senggol sekitar tahun 2004 batu itu menjadi terganggu.
Di tengah simpang ini lokasi tiga megalith yang kini jadi kios pasar |
Sementara
pendapat Joni Hariyansyah (27) bahwa setelah
relokasi Pasar Belanda ke Gang Senggol, batu itu menjadi tempat meletakkan meja-meja dagangan atau tiang-tiang
kios. Batu itu kira-kira tingginya 120cm lebarnya 120cm ada semacam
ukiran di batu itu.
Berdasarkan
pantauan Harian Lahat, Rabu, (6/6) di lapangan, masih terdapat satu batu lebar seperti
tempat duduk atau meja. Di batu itu terdapat ukiran-ukiran dari tangan-tangan
jahil yang menuliskan nama, dan menggambarkan bentuk-bentuk tertentu. Masih belum
tahu apakah betul batu peninggalan jaman megalitikum atau bukan. Tetapi apabila
melihat bentuknya ada kemiripan dengan batu megalith yang ada di Lahat ini.
Keberadaan
batu itu dibelakangi oleh pedagang sayuran dan buah. Bahkan menjadi tempat
duduk penjual buah-buahan. Ketika dikonfirmasi kepada penjual buah yang tidak
mau disebut namanya dirinya tidak tahu mengenai batu yang menjadi tempat
duduknya setiap berjualan.
“Sandi
aku jualan batu ini la ade, dak terti batu ape tini. Cuman sikok nilah sandi
dulu,”katanya sambil melayani pembeli. [jajangrkawentar]
wah... ini kehilangan besar... terus tindaklanjut dari para pemangku kepentingan apa ya...
BalasHapusmak mano pulo budayo kito kalo macem ini...