Suasana diskusi Arman AZ (kiri), Irfan Witarto (tengah), Joni (kanan) |
Lahat, HL-Dalam diskusi
Seni Budaya Lahat antara Arman AZ penulis dari Lampung dengan Irfan Witarto pengamat
seni budaya Lahat, Joni Hariansyah pecinta seni budaya Lahat dan Soufie
Retorika, jurnalis, Minggu, (3/6) bertempat di Komuitas Sastra Lembah Serelo
[KSLS] Lahat di Bukit Pagarsari, terungkap bahwa menhir yang berada di Talang
Jawa simpang pasar Senggol atau pasar Kaget Lahat kini telah hilang tidak tahu rimbanya
di mana.
Menurut Irfan batu itu sejenis monolith, dan belum terdaftar di Balai Arkeologi,
tetapi bentukya seperti megalith.
“Megalith
yang kini berada di tengah pasar itu, dulunya berada di tegah
kebun ubi. Karena perkembangan jaman dan kebutuhan lokasi maka batu megalith itupun
ikut disingkirkan,” kata Irfan.
Irfan Pemerhati seni Budaya Lahat |
Pada jaman
kepemimpinan Bupati Kafrawi Rahim antara 1992-1997 batu yang berada di
tengah-tengah persimpangan Talang Ubi yang kini berada di tengah-tengah Pasar Senggol
atau Pasar Kaget itu dibuatkan pagar tapi sekarang dicopot. Selain itu dibuatkan
papan peringatan yang bertuliskan Jangan Membuang Sampah dan Merusak benda ini, cuman
tidak ada tulisan yang menunjukkan bahwa batu itu merupakan cagar budaya.
“Ada tiga batu
megalith yang terdapat di simpang pasar kaget itu, dua yang besar dan ada satu yang
kecil. Di batu itu terdapat tulisan dan ada gambarnya, ada bentuk-bentuk yang
dibuat manusia, ada pahatan yang sudah terpola,” ujar Irfan.
Irfan
memperkirakan batu megalith itu merupakan rangkaian dari ribuan megalith yang
terdapat di Kabupaten Lahat. Setelah ada relokasi dari Pasar Belanda di jalan
Inspektur Yazid ke Gang Senggol sekitar tahun 2004 batu itu menjadi terganggu.
“Dari tiga
batu itu, batu yang besar terdapat ukiran mirip arca kodok, jadi batu itu ada
bentuk anatomisnya,” katanya.
Sementara pendapat
Joni Hariyansyah bahwa setelah relokasi Pasar Belanda ke Gang Senggol, batu itu
menjadi tempat meletakkan meja-meja dagangan atau tiang-tiang kios.
“Kira-kira tahun
2006-2007 batu itu sudah tidak ada lagi,” kata Joni.
Menurut Joni batu itu terdiri dari 3 buah, yang paling besar tingginya kira-kira 120cm
lebarnya 120cm ada semacam ukiran di batu itu.
“Sayang kini
batu itu entah kemana,” pungkas Joni. [jajangrkawentar]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar