Sabtu, 17 Oktober 2009

YLKI Lahat banjir Keluhan Gas LPG

YLKI Lahat banjir Keluhan Gas LPG


Harian Lahat,
Setelah adanya kenaikan gas elpiji ukuran tabung 12 dan 50 kg atau Non subsidi. Omset penjualan tabung gas ukuran tabung 3 kilogram di Lahat naik dua kali lipat. Namun agen LPG masih merasa tidak puas dengan kondisi tabung tersebut, dimana ditemukan segel mudah rusak dan volume tidak sesuai takaran.
“Tidak dapat dipungkiri, masyarakat lebih suka tabung 3kg dengan selisih harga mencapai Rp.1.500 perkilonya dengan tabung berukuran 12 Kg. Tidak heran penjualan gas LPG 3 Kg mengalami peningkatan hingga dua kali lipat dari sebelum kenaikan 25 Agustus lalu,” ungkap Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Kabupaten Lahat, Sanderson STPP, ditemui Kamis kemarin (15/10).
Bahkan pihak YLKI Lahat menerima laporan dari warga di beberapa daerah di kawasan Lahat, yang mengatakan untuk isi gas elpiji ukuran 12 Kg dapat menguap dan berkurang hingga 3 Kg. Kenyataan ini sering dikeluhkan oleh warga, dari laporan yang masuk bahwa tiap beli tabung ditargetkan satu bulan habis pemakaiannya, namun akhir-akhir ini baru tiga minggu pemakaian, isi tabung sudah habis alias kosong.
“Padahal mereka membeli dari agen resmi, tapi kenyataan di lapangan tetap banyak sekali konsumen yang dirugikan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab atas kejadian tersebut,” ujar Sanderson.
Di kemukakan pula, agen-agen gas elpiji di Lahat memang selama ini tidak diawasi oleh pihak terkait khususnya pihak PT Pertamina. Guna menghindari kecurangan pada hari-hari mendatang, maka YLKI menganjurkan pada agen dan pengecer harus menyiapkan timbangan guna memastikan isi tabung.
“Pelaku yang melakukan praktek ilegalnya dapat dijerat dengan 2 pasal yakni, perlindungan konsumen dan pasal metrologi dengan ancaman 5 tahun penjara plus denda sebesar Rp5 miliar,” tandas Sanderson.
Sementara itu, Jajang (40) warga Desa Pagar Sari Kecamatan Kota Lahat mengatakan, saat ini harga jual LPG 3 Kg di setiap warung atau toko tidak sama harganya. Dimana harga jual untuk masing-masing pengecer warung dan toko berkisar antara Rp 15 ribu hingga Rp20ribu/tabung. Padahal saat sosialisasi pembagian kompor dan tabung LPG gratis beberapa waktu lalu, pihak PT Pertamina mengungkapkan, harga dari Pertamina berkisar Rp12 ribuan, namun kenyataan harga eceran tembus hingga Rp 20 ribu.
“Katonyo bersubsidi dan membantu rakyat, tapi kalau kayak ini yang membantu itu di sebelah manonyo,” tanya Jajang.
Seperti diketahui sebelumnya, berdasarkan Keputusan Depdagri dan Dirjen Migas, diterangkan bahwa harga Elpiji 3 Kg dari Pertamina ke Agen adalah Rp.11.550/tabungnya. Keuntungan yang boleh diambil agen (batas margin) sebesar Rp.300/tabung, sehingga harga agen ke pangkalan menjadi Rp 11.850/tabung. Ke pengecer sekitar Rp13ribuan kecuali jaraknya sekitar 60km dari PT Pertamina.*)

1 komentar:

  1. Wah wah wah Orang orang sudah merasakan enak dan susahnya punya Kompor LPG Tapi Masyarakat Bringin ngawi se kecamatan belum tahu kalau da pembagian Kompor LPG Padahal Kecamatan Bringin Juga Warga Negara Indonesia mengapa di bedakan itu baru masalah kompor apalagi bantuan yang lain pasti nggak sampai tujuan

    BalasHapus