Harianlahat.com - Warga Lahat mencoba membuat proses kopi Luwak diaplikasikan pada manusia. Sebut saja Yudi meminta jasa kawannya Agus (bukan nama sebenarnya) untuk memakan biji kopi yang tua (berwarna merah) sebanyak satu kilo dengan imbalan Rp 200.000 untuk menghasilkan kopi yang diinginkan dengan harga jual Rp 800.000 sekilo biji kopi.
Yudi ingin bereksperimen dan mencoba membuktikan bagaimana memindahkan proses kopi yang dihasilkan hewan Luwak menjadi proses pada manusia. Ini sebuah pemikiran ekstrim, dimana menciptakan rasa kopi yang khas. Menurut Yudi prosesnya sama melalui semacam fermentasi melalui pencernaan, yang biasanya pada pencernaan hewan Luwak, kini proses itu terjadi pada pencernaan manusia.
Pemikiran ini muncul ketika mencari Luwak sudah sulit, dan mencari biji kopi dari kotoran Luwak itu sangat sedikit. Sementara kebutuhan pasar akan kopi Luwak semakin tinggi. Dengan demikian masih sangat terbuka lebar peluang untuk meraih keuntungan dengan mengubah cara proses pada Luwak dialihkan pada manusia.
Selain itu akan membuka peluang pekerjaan. Karena baru lulus kuliah Agus menganggur melamar pekerjaan kepada Yudi lalu ditawarkan pekerjaan tersebut dengan menghasilkan uang Rp. 200.000 perhari, dianggapnya cukup menantang dan menggiurkan.
Seandainya binatang Luwak itu sudah berkurang dan mungkin punah manusia bisa menggantikannya. Maka sebagai dasarnya kita mempelajari terlebih dahulu bagaimana Luwak mencari biji kopi yang baik menurut selera Luwak dan kini mencoba proses tersebut dialihkan pada manusia.
Menurut sejarahnya Kopi Luwak terkait erat dengan pembudidayaan tanaman kopi di Indonesia awal abad 18 oleh penjajah Belanda ketika membuka perkebuanan kopi di pulau Jawa dan Pulau Sumatera terutama di Lahat.
Ini hanya sebuah cerita dan belum pernah dilakukan. Hanya sebuah gagasan yang mucul saat meminum kopi bersama maniak kopi di Komunitas Sastra Lembah Serelo [KSLS] Lahat. Walau begitu dijelaskan dalam Wikipedia Ensiklopedia Bebas bahwa Kopi Luwak adalah seduhan kopi menggunakan biji kopi yang diambil dari sisa kotoran luwak/musang kelapa. Biji kopi ini diyakini memiliki rasa yang berbeda setelah dimakan dan melewati saluran pencernaan luwak. Kemasyhuran kopi ini di kawasan Asia Tenggara telah lama diketahui, namun baru menjadi terkenal luas di peminat kopi gourmet setelah publikasi pada tahun 1980-an. Biji kopi luwak adalah yang termahal di dunia, mencapai USD100 per 450 gram. [jajangrkawentar]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar