Selasa, 20 Oktober 2009

Pendidikan cenderung akan kehilangan arah jika telah tercerabut dari budaya

Selasa, 20 Oktober 2009 | 19:56 WIB
Laporan wartawan KOMPAS Yulvianus Harjono

BANDUNG, KOMPAS.com — Pendidikan cenderung akan kehilangan arah jika telah tercerabut dari budaya sebagai akarnya. Untuk itu, perlu dilakukan pembenahan kurikulum pendidikan, salah satunya dengan menerapkan etnopedagogi.

Pendapat itu diungkapkan Rektor Universitas Pendidikan Indonesia Sunaryo Kartadinata di dalam pidatonya menyambut Dies Natalis UPI ke-55, Selasa (20/10) di Bandung.

"Seperti diamanahkan melalui Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, tujuan pendidikan adalah membangun kecerdasan bangsa dengan kultural sebagai perekatnya, bukan kecerdasan individual yang menjadi tujuannya," ungkapnya.

"Sayangnya, pada praktiknya terjadi simplifikasi dalam pemaknaan filosofi pendidikan yang digariskan UU Sisdiknas ini. Pendidikan masih miskin dari akar budaya," ungkapnya. Secara tidak langsung, ia mencontohkan adanya praktik ujian nasional yang lebih menekankan pada target kuantitatif dan format berpikir linier.

Untuk itu, penguatan budaya dan seni, termasuk bahasa daerah, harus dipandang sebagai kekuatan lokal yang mestinya diangkat dan dijadikan program unggulan pendidikan. Secara tidak langsung, ini akan memperkokoh jati diri bangsa yang terdiri dari multietnik ini.

"Apalagi, akibat pengaruh globalisasi, saat ini terjadi kecenderungan internasionalisasi pendidikan. Tanpa akar yang kuat, yaitu budaya, pendidikan bisa kehilangan arah. Untuk itu, UPI sendiri harus melakukan review kurikulum. Dalam kaitan ini, UPI sedang melakukan kajian Etnopedagogi," paparnya di sela-sela acara.

Ia menjelaskan, ruang lingkup kajian Etnopedagogi itu mencakup nilai-nilai filosofis kultural yang mampu menjadi nilai inti dari filsafat dan praktik pendidikan Indonesia ke depannya. Melalui etnopedagogi ini, pendidik diharapkan nantinya bisa mengajar tanpa harus kehilangan maknanya.*)Sumber: Kompas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar