Sabtu, 17 Oktober 2009

Limbah Batu Bara PT MAS Cemari Sungai Kungkilan



Limbah Batu Bara PT MAS Cemari Sungai Kungkilan

Harian Lahat,
Masyarakat Desa Muara Maung Kecamatan Merapi Barat mengeluhkan kinerja perusahaan Batu Bara yang berada di wilayahnya. Ada dua perusahaan Tambang yang beroperasi di wilayah Desa Muara Maung diantaranya PT Muara Alam Sejahtera (PT MAS) dan PT Bara Alam Utama (PT BAU), kedua Perusahaan tersebut telah mencemari Sungai Kungkilan yang alirannya dilewati oleh limbah batubara. Seperti yang diberitakan Kamis (15/10)

Saat meninjau ke stock file (tempat penumpukan batubara sementara, red) tepatnya sekitar 5-10m dari aliran Kungkilan pada Kamis (15/10). Di sekeliling stock file milik PT MAS ternyata ada 6 titik aliran limbah yang langsung mengalir ke daerah aliran sungai (das) Kungkilan. Sungai ini bermuara ke Sungai Lematang yang jaraknya sekitar 1km dari Stock File. Sementara pembuatan pembuangan limbah sendiri sangat minim, tidak sesuai dengan Amdalnya. Tidak adanya pengukur debet air, tidak ada penyaringan, bahkan limbah langsung keluar lewat sungai Kungkilan yang sebagian sudah ditimbun digunakan untuk stock file.

Menurut Agus (19) penduduk Muara Maung, hanpir 50 persen penduduk Muara maung menggunakan Sungai Kungkilan tersebut untuk mandi dan kebutuhan hajat lainnya selain Sungai Lematang. Sebab sedikit masyarakat yang memiliki sumur.

“Kami biase mandi di sungai Kungkilan. Ada dua tempat pemandian untuk lanang dan betine, jaraknye terpisah antara 200-500 m dengan tempat penyimpanan batu bara,” jelas Agus. Selain itu sungai Kungkilan juga tempat memancing ikan, tapi sekarang ini sejak ada tambang batu bara ikan sedikit, terus kalau hujan air menjadi keruh coklat kehitaman. Mungkin limbah batu bara bercampur dengan tanah. Selain itu airnya agak gatal kalau mandi.

Hal senada juga di kemukakan Laili (25) dan Bik Sun (55) yang mengungkapkan bahwa mereka harus mencari tempat mandi yang agak jauh agar tidak gatal kalau habis mandi. Seperti yang dirasakan saat musim penghujan ini.

Sedangkan menurut Hilmi (27) yang sedang makan di warung pondok sekitar stock file mengatakan, debu yang ada berwarna kehitaman terlihat di jalan depan warung juga di Jalinteng Kecamatan Merapi Barat Lahat.

Menurut perangkat desa, PT MAS juga tidak merealisasikan Community Development (CD) dan Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap warga Muara Maung hingga kini. Masyarakat selalu menagih-nagih janji dipekerjakan di perusahaan tersebut, bahkan Income (pendapatan) desa ini belum ada. Selama PT MAS menjalankan produksinya hanya memberikan sumbangan untuk masjid Muara Maung sebesar Rp 2juta pada bulan Juni 2009. Padahal warga sudah membuat proposal sejak pertengahan 2008 lalu.

Kepala Desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) sudah pernah mengajak Camat Merapi Barat yang lama, untuk menanyakan tuntutan ini, namun menurut Camat juga ia sendiri sudah pernah mengungkapan pada perusahaan tapi tak digubris. “Masyarakat tidak keberatan dengan beroperasinya perusahaan diwilayah kami, bahkan kami sangat bersyukur. Kami berharap dengan adanya perusahaan batu bara ini, kesejahteraan warga Muara Maung ikut meningkat dengan diikutsertakannya sebagian warga bekerja diperusahaan tersebut. Di samping itu ada usaha lain warga seperti warung makanan untuk pegawai perusahaan misalnya,” ungkap Ketua BPD Ujang Samri yang didampingi Kades Arhan.*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar