Minggu, 06 Mei 2012
Penulis Buku Menggugat Kebatilan, Ahmad Syahri Kurnianto, S.HI: Beri Dukungan Untuk Pemuda Kreatif
Ahmad Syahri Kurnianto, S.HI memberikan sumbangan sejumlah dana kepada kelompok teater SMA Negeri 4 Lahat diterima Bima dan disaksikan anggota teater bertempat di ruang Lobby SMA Negeri 4 Lahat beberapa hari lalu.
Tokoh Intelektual muda Kabupaten Lahat juga Penulis Buku Menggugat Kebatilan, Ahmad Syahri Kurnianto, S.HI memberikan sumbangan sejumlah dana kepada kelompok teater SMA Negeri 4 Lahat yang akan menggelar pentas teater naskah Perampok Lembah Serelo dan memfasilitasi pentas Monolog Tradisi Rebana dari teater Gending Muaraenim diperankan M. Fikri. Pentas ini akan digelar pada hari Rabu, 9 Mei 2012 di Aula SMA Negeri 4 Lahat. Kegiatan ini terbuka untuk umum dengan harga tiket masuknya Rp3000,- (Tiga Ribu Rupiah), pementasannya dilaksanakan dua kali. Pertama pada pukul 09.30 WIB – 12.00 WIB dan pukul 15.00 – 17.30 WIB.
Ahmad Syahri Kurnianto aktivis muda selalu berusaha mendukung berbagai kegiatan kepemudaan dan mendorong berbagai aktifitas pemuda untuk perubahan yang lebih baik. “Pemuda perlu tempat atau wahana untuk berkreasi dan berkarya. Ketika berkreasi atau berkarya perlu didorong dan dibantu baik secara moril dan spiritnya, supaya tidak patah semangatnya untuk terus berkarya dan melakukan perubahan-perubahan menuju yang lebih baik,” katanya.
Keperdulian Tokoh Intelektual muda Kabupaten Lahat juga Penulis Buku Menggugat Kebatilan, Ahmad Syahri Kurnianto, S.HI untuk kesenian dan kreatifitas anak muda Lahat ditunjukan dengan bersilaturahmi, memberikan sumbangan moril dan spirit bagi kelompok teater.
Ahmad Syahri Kurnianto aktif diberbagai organisasi kepemudaan sejak kuliah hingga saat ini. Dia berharap pemuda-pemudi Lahat bisa terus bersaing dan berkiprah sampai ke tingkat nasional dan global. “Dengan melakuan kerja-kerja kreatif dan belajar menghargai karya orang lain, seperti halnya pentas Seni Teater di SMA Negeri 4 ini maka kita sedang melakukan proses perubahan itu. Karena perubahan itu bermula dari kesenian dan kebudayaan. Dalam seni dan budaya itu terdapat berbagai kearifan lokal. Melakukan perubahan melalui seni dan budaya, dengan begitu setiap perubahan yang dilakukan pemuda akan memiliki akar di masyarakatnya. (jajangrkawentar)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar